SOREANG

Warga Rasakan Manfaat Tol Soroja

TOL Soreang-Pasirkoja (Soroja) yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung sudah beroperasi hampir satu tahun sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 Desember 2017. Selama itu pula aktivitas warga di daerah itu semakin termudahkan karena waktu tempuh yang terpangkas signifikan.

Salah seorang warga Kompleks Gading Tutuka 1, Soreang, Kabupaten Bandung, M Zezen Zainal, mengaku kini tidak perlu menembus kemacetan berjam-jam untuk menuju Kota Bandung.

Sejak beroperasi tol tersebut, karyawan swasta ini hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk menuju kantornya yang berlokasi di kawasan Jalan Riau, Kota Bandung.

Padahal, sebelum ada tol, dia harus membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk menuju kantor. “Itu pakai motor, kalau mobil bisa lebih,” katanya.

Zezen menceritakan, sebelum Tol Soroja beroperasi, setiap hari dirinya harus menembus sejumlah titik kemacetan, seperti di Jalan Kopo, Jalan Kebon Jati, dan Jalan Stasiun. Berkat hadirnya jalan bebas hambatan sepanjang 10,5 kilometer itu, kini dia bisa melenggang dengan mudah tanpa harus melewati tumpukan kendaraan di kawasan tersebut.

Tarif tol yang menurutnya masih mahal pun bisa dimaklumi daripada harus bermacet-macetan dalam setiap aktivitasnya. “Memang masih mahal, Pasteur-Soreang Rp10.500. Namun, daripada harus macet, nguras waktu, tenaga, dan pikiran mending lewat tol,” ujarnya.

Yeni Maryani, warga Kompleks Soreang Indah, Kabupaten Bandung, juga merasakan hal yang sama. Dia mengaku sering menuju Kota Bandung untuk bertemu keluarganya, yang kini bisa ditempuh hanya sekitar 15 menit. “Saudara saya banyak di Pasirkoja. Dulu kalau mau ke sana, saya perlu waktu sejam. Itu kalau lancar (tidak macet),” katanya.

Pengalaman senada juga diungkapkan Agus Rachmansyah, sopir yang biasa mengantarkan wisatawan. Dia sangat bersyukur dengan adanya Tol Soroja karena sangat memangkas waktu tempuhnya saat mengantarkan konsumennya yang hendak berwisata menuju Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Warga Sarijadi, Kota Bandung, ini merasakan perbedaan yang signifikan setelah hadirnya tol tersebut. Sebelum ada tol, dia hanya mengantarkan satu rombongan turis saja karena memerlukan waktu yang lama.

“Sekarang bisa dua kali. Ada yang diantar pagi, pulang siang. Setelah itu, kalau ada lagi, pasti diantar karena waktunya keburu,” katanya.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *